Karang Tengah Kromengan


Amalkan Pancasila Mulai Diri Sendiri

Hari Rabu tanggal 22 juni 2011, di Rumah Kamituwo Dusun Karang tengah Desa Ngadirejo Kecamatan Kromengan tepatnya di Bp Mariadi dilaksanakan Pengajian Pancasila.

Acara yang dihadiri oleh kurang lebih 200 orang ini menjadi salah satu dari rangkaian cara Paguyuban Nasionalis kabupaten Malang. Dalam acara ini dihadiri pula oleh Kades Ngadirejo, Ketua DPRD Hari Sasongko, Tokoh masyarakat Sujud Pribadi. Dari Kecamatan Wonosari Tampak Gatot, Pakisaji diwakili Kusnadi dan Purnomo, tampak pula Herman Hidayat dari Kec. Kepanjen dan masih banyak dari Kecamatan lain seperti Ngantang, Kasembon, Poncokusumo, Dampit, Turen, Pagak dan sebagainya. Sebagai pembicara adalah Tokoh Djati Kusumo

Dalam Acara yang diawali menyanyikan Lagu "Indonesia Raya" dilanjutkan perkenalan dari Kusnadi yang menyampaikan mulai lunturnya nilai nilai pancasila di masyarakat sehingga kurangnya rasa hormat siswa kepada gurunya, Purnomo dengan bahasa jawanya menyampaikan harapan kehidupan kerukunan bagi para hadirin, selanjutnya kepala desa menyampaikan ucapan terimakasih kedatangan Sujud Pribadi yang pada masa jabatannya yang lampau telah membantu mewujudkan pengaspalan di dusun ini. Herman yang diberi kesempatan menyampaikan perkenalan mengatakan, terjadinya rongrongan pada pancasila dengan adanya pengumpulan siwa-siswi SMP dan SMA di salah satu rumah makan di kepanjen yang isinya larangan menghormati bendera negara menunjukkan adanya pihak-pihak yang ingin merusak persatuan dan kesatuan dan harapan agar masyarakat membantu pemerintah Desa yang terpilih walau pada pilihan kemarin tidak mendukung Kades terpilih.

Hari Sasongko sebagai nara sumber menyampaikan sejarah Soekarno semenjak kelahirannya, sekolah SD dan SMP di Mojokerto, HBS (sekarang SMA Komplek Wijaya Kusuma)di Surabaya kemudian ke Technische Hoge School (sekarang ITB) dan mulai perjalanan politiknya saat bertemu seorang petani bernama Marhaen hingga di penjara di berbagai tempat dan sampai akhirnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Cerita tentang meninggalnya Bung Karno
dalam kesepian karena larangan kehadiran keluarganya disaat-saat terakhirnya membawa suasana haru.

Pembicara terakhir adalah Djati Kusumo, malam itu dikupasnya Pancasila dari sila pertama hingga ke lima dengan nuansa keagamaan berdasar hadist dan suasana sebagai orang jawa membawa pemahaman tentang pancasila seutuhnya. Disampaikan pula bahwa dari sila Ketuhanan Yang maha Esa menunjukkan keluhuran bangsa Indonesia disaat bangsa-bangsa lain belum memiliki peradaban. Tak kurang dari lima kali standing applause disaat dirinya mengobarkan semangat nasionalisme pada hadirin.

Sujud Pribadi dalam sambutannya menyampaikan "keberhasilan diawali dengan kerukunan", dan diapun mengingatkan agar tetap setia pada Pancasila dan Undang-undang, membantu pemerintah dan bahu membahu membangun desa. Dia pun mengatakan bahwa ternyata dengan kegotong-royongan masyarakat acara yang dihadiri cukup besar warga ini dapat terlaksana walau tidak ada yang membiayai, semua itu karena gotong-royong diantara warga dusun karang tengah.

Pesan Tersirat : Bersatu karena kuat dan kuat karena bersatu

Check

0 komentar :

 

Free Blog Templates

Blog Tricks

Easy Blog Tricks

bukan blog koruptor

perangi korupsi
dari dirimu sendiri
©  Grunge Theme Copyright by Paguyuban NASIONALIS Kab Malang | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks